Work Text:
Udara belum begitu dingin untuk salju, bahkan tidak sama sekali, tetapi disinilah mereka.
Tim produksi sudah membuat set efek khusus untuk sebuah video promosi, serpihan putih sintetis mirip salju itu turun dari mesin di atas halaman kecil sebuah mall ternama Thailand. Untuk para staff dan aktor yang terbiasa dengan udara panas Bangkok, hal ini merupakan hal yang aneh namun menyenangkan.
Semua staff sedang bersiap untuk melakukan syuting promosional musim salju dan natal.
Jimmy, yang terbalut dengan jaket jeans itu menatap Sea dari kejauhan. Sea masih tetap berada dibawah 'hujan salju', benar-benar terpikat. Dia seperti berada dalam mimpi, matanya menatap setiap salju yang jatuh, membiarkan serpihan salju itu mendarat ditelapak tangan nya.
Jimmy sejenak melupakan minuman hangat ditangannya, dia sudah merasakan hangat setelah berfokus penuh terhadap lelaki yang lebih muda di antara hujan salju itu.
Sea tau betul salju itu tidak nyata. Dia melihat jelas mesin diatas nya. Tetapi reaksi nya sangat tulus, penuh penasaran, ekspresi wajah nya sama dengan melihat awan terbentuk sempurna atau bintang terang dimalam hari. Dia tidak hanya mengamati dunia, namun meresapi juga segala keindahannya.
Sebutir salju jatuh tepat dibibir bawahnya dan Sea meniupnya lembut sambil tersenyum.
Lengkungan tipis dibibirnya, itulah yang membuat jantung Jimmy berdebar. Senyuman yang bukan untuk fans, untuk kamera ataupun untuk produser drama mereka, namun hanya untuk momen rahasia yang Sea rasakan saat itu.
Jimmy sudah mengenal Sea bertahun-tahun, melewati hari yang panjang, malam yang larut dan latihan adegan tak ada habisnya, tetapi momen tanpa disangka seperti inilah yang menjadi kesan utama.
Sea berputar perlahan, mengikuti arah salju yang memutar, rambut nya penuh dengan butiran salju, putih bersih nan lembut.
Bukan hanya salju ini. Cara Sea meminum airnya dan fokus menatap airnya. Cara Sea melipat kertas naskahnya dengan rapi. Cara Sea memastikan Jimmy sudah makan sebelum dia makan. Setiap tindakan kecil yang tulus dan penuh perhatian.
Jimmy akhirnya mendekat, berjalan menuju yang lebih muda. Sea menatapnya sejenak sebelum kembali melihat salju diatasnya.
"Hia," dia berbisik, suaranya lembut dengan senyuman manis dibibirnya. "Seperti keajaiban ya? Salju di Thailand."
Jimmy berhenti didepannya, tangannya terulur kearah rambut Sea, membersihkan beberapa salju di poni rapihnya, menatap yang lebih muda sambil tersenyum.
"Iya," Jimmy mengiyakan. Tangannya perlahan menyentuh pipi Sea, tidak berkata apa-apa selain memperhatikan Sea didepannya.
Sea menatap Jimmy dan mendekat, mengusap pipi nya ke telapak tangan Jimmy. "Disini dulu ya, jangan kemana-mana." Matanya berbinar, dengan harapan penuh pada Jimmy.
"Hia disini, nggak akan kemana-mana," Jimmy merangkul pundak Sea, membiarkan salju pertama Thailand ini mengelilingi keduanya.
